CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 20 Juni 2012

Tips dalam mengerjakan Skripsi

Skripsi itu emang momok tersendiri buat para mahasiswa. Bahkan saking beratnya semester akhir, sampe ada yang bilang: Tuhan bersama mahasiswa tingkat akhir. Buat yang lagi ngerjain skripsi, ada pantangan-pantangan yang nggak boleh kamu lakukan kalo mau skripsi kamu cepet kelar. Ini dia pantangannya!

 1. Jangan SMS Dosen Pembimbing
Konsentrasi kamu bisa buyar, apalagi kalo skripsi kamu nggak ada progress-nya. Pasti dosen kamu bakal nanya-nanya trus kamu jadi stres sendiri. Udah, nggak usah sok ide SMS dosen. Tidur aja mendingan. Eh, maksud di kerjain aja dulu semampu kamu.

2. Jangan Keluar Malem

Angin malem itu nggak bagus buat badan, apalagi kalo kamu gampang masuk angin. Lagian, ngapain keluar malem-malem, kerjain skripsi woy

3. Jangan Pindah Jurusan
Ya kamu bayangin aja kalo udah tingkat akhir trus pindah jurusan, kamu mau menderita lagi dari awal masuk kuliah? Jadi MaBa lagi, trus ujung-ujungnya mesti nulis skripsi juga. Hargain dong perjuangan yang udah kamu lewatin selama kuliah! *lah jadi ceramah!*.

4. Jangan Ngerjain Sambil Tidur

Ya kapan mau selesainya kalo tidur melulu? Emang kalo kamu tidur skripsi bisa selesai? Mimpi kali yee.

Sabtu, 16 Juni 2012

Kemampuan yang Harus di miliki Sebelum Menikah

Menikah tidak hanya untuk kebahagiaan diri sendiri, tapi suami juga keluarga. Sebelum menikah, Anda disarankan untuk mengetahui keahlian dasar yang penting diperhatikan. Apa saja keterampilan tersebut?

Dikutip dari Your Tango, mempunyai keahlian tertentu sebelum menikah bisa membuat hubungan pernikahan berjalan harmonis. Maka dari itu, Anda perlu membekali diri dengan empat hal berikut:

1. Pintar Mengendalikan Emosi
Anda harus bisa mengendalikan emosi setelah berkeluarga. Terkadang, anak-anak sering rewel atau ngambek yang membuat Anda merasa lelah dan marah. Anda perlu belajar mengatasi emosi agar keadaan tidak semakin runyam. Apalagi jika terbiasa marah dengan suara keras serta tindakan yang bisa menyakitkan orang lain. Pembekalan diri untuk pengendalian emosi penting dilakukan sebelum menikah.

2. Berkomunikasi dengan Baik
Komunikasi kerap kali menjadi masalah yang dapat menghancurkan pernikahan. Jika Anda selalu mengeluh, mengkritik, mengabaikan nasihat pasangan, dan membuat suami merasa sakit hati karena omongan Anda, bisa-bisa rumah tangga pun rusak. Untuk itu, Anda perlu belajar cara berkomunikasi dengan baik, tenang, serta saling menerima kritik dan saran dari pasangan sebelum ke jenjang yang lebih serius.

3. Bisa Menyatukan Perbedaan
Semua pasangan pasti memiliki perbedaan. Oleh karena itu, Anda dituntut untuk bisa menyatukan perbedaan tersebut supaya hubungan tetap hangat dan terjaga. Mungkin perbedaan yang ada hanyalah hal sepele, seperti selera film yang tidak sama, tempat tinggal, bagaimana mengatur uang, hingga memperbaiki kehidupan seks. Kalau perbedaan sudah dapat diatasi sebelum menikah, Anda akan lebih mudah melangkah kedepannya untuk menciptakan keluarga yang sukses.

4. Selalu Mempunyai Pikiran Positif Terhadap Pasangan
Berpikir positif itu tidak mudah. Pasti ada kecurigaan yang timbul saat pasangan melakukan sesuatu yang janggal. Namun, pikiran positif bisa membuat Anda lebih bahagia. Tersenyumlah setiap bertemu si dia, tertawa ketika dia 'melucu', ungkapkan rasa kasih sayang, terbuka dengan pasangan, dan tunjukkan bahwa Anda mencintainya. Dengan demikian, Anda jadi terbiasa berpikiran positif saat menikah nanti.

Istri Sholehah.....

Setiap wanita pasti ingin menjadi sosok istri yang sempurna bagi suaminya. Sayangnya hal itu tak semudah yang diharapkan. Beberapa tips dari Helium berikut ini akan membantu Anda menggapai tujuan itu.

1. Tulus
Ketulusan akan menjadikan Anda istri yang baik. Saat Anda melakukan sesuatu untuknya, itu bukan karena imbalan apapun, melainkan ketulusan cinta yang sesungguhnya. Setiap tindakan Anda yang didasari oleh ketulusan, pasti sangat berharga bagi suami.

2. Memiliki peran
Walau pernikahan adalah komitmen dua orang, namun bukan berarti Anda dan pasangan selalu melakukan hal yang sama berduaan. Pilihlah peran kalian masing-masing. Jika memang suami memiliki karier yang bagus, bukan berarti Anda harus memilikinya juga. Anda juga bisa dinilai sebagai istri yang berhasil, ketika anak-anak Anda memiliki prestasi yang membanggakan, karena peran ibu yang kuat.

3. Berempati
Tak selamanya pernikahan berjalan mulus. Tak selamanya juga suami Anda dalam kondisi yang prima di segala hal. Di saat-saat sulit, Anda perlu berempati. Bukan hanya perasaan Anda saja yang harus diperhatikan, namun juga perasaan suami. Dengan berempati, Anda bisa saling mengerti satu sama lain. Saat sulit dalam pernikahan pun bisa terlewati.

4. Mendengarkan
Hal ini mungkin sifatnya sepele. Namun ingat, tak sedikit kasus keretakan rumah tangga atau perselingkuhan yang disebabkan karena suami merasa 'kesepian'. Ia merasa sang istri tak lagi punya cukup waktu untuk mendengar keluh kesahnya. Jika tak ingin hubungan Anda goyah, mulailah sediakan sedikit waktu untuk mendengarkan. Jangan melulu mendebat suami Anda. Buka hati dan pikiran Anda, untuk mendengar isi hatinya yang sesungguhnya.

5. Jadikan suami sebagai 'sandaran'
Jadikan suami sebagai orang pertama yang mendengar kesulitan serta keluh kesah Anda. Jadikan ia sebagai sandaran hidup. Pria manapun akan merasa bahagia, jika wanita yang ia cintai membutuhkannya
6. Lemah lembut
Selalu perlakukan suami dengan lembut. Perlakukan ia dengan hormat. Jangan bersikap mengejek ataupun merendahkan, bagaimanapun keadaannya. Sisi lemah lembut seorang istri justru bisa menjadi 'senjata' yang membahagiakan suami.

7. Berbagi
Berbagi dalam hal ini tak selalu sifatnya materi. Berbagi dalam rumah tangga juga termasuk berbagi peran, waktu, perasaan, dan sebagainya. Ingat, tak ada lagi 'saya' atau 'dia', kini yang harus ada dalam pikiran Anda adalah 'kita'.

8. Menjadi diri sendiri
Jangan pernah 'memakai topeng' atau membohongi suami Anda dengan berpura-pura. Jadilah diri Anda sendiri, karena sosok itulah yang memang dicintai oleh pasangan Anda. Menjadi lebih baik, bukan berarti Anda harus mengubah kepribadian secara utuh.

9. Berbenah Diri
Tak lagi merawat diri pasca menikah adalah hal yang salah. Anda tetap harus menjaga penampilan demi menarik perhatian suami. Biarkan suami merasakan jatuh cinta terus menerus pada Anda. Jangan sampai merasa jenuh melihat dandanan Anda yang lusuh dan tidak rapi. Bikin ia tertarik pada Anda seperti pada masa PDKT dulu.

10. Update Terus Kehidupan Seksual Anda
Kehidupan seksual yang membosankan juga akan mempengaruhi hubungan Anda dan suami. Sebagai istri tak ada salahnya juga untuk mempelajari teknik-teknik terbaru dalam bercinta. Itu juga merupakan salah satu cara untuk memaksimalkan 'service' Anda pada suami.

Mari Mendongeng ......

Seberapa sering Anda membacakan dongeng untuk Anak? Jika jawabannya jarang, coba luangkan waktu lebih banyak karena mendongeng sebenarnya punya banyak manfaat. Tak hanya mendekatkan hubungan anak dengan orangtua, melalui dongeng pun anak bisa mendapatkan enam manfaat berikut ini seperti dipaparkan psikolog anak dan dosen di Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Efnie Indrianie, M.Psi, saat ditemui wolipop di acara Wall's Dreamy Creamy kawasan Thamrin, Jakarta Pusat belum lama ini:

1. Anak yang cukup banyak didongengkan akan lebih cepat belajar bahasa, sehingga akan meningkatkan fungsi kerja otak kanan atas kreativitas dan imajinasi. Anak-anak dengan kreativitas dan imajinasi yang tinggi cenderung mampu menghasilkan sesuatu yang sifatnya inovatif dan original.

2. Dongeng bisa diberikan sejak anak-anak masih dalam kandungan. Ibu hamil sangat disarankan untuk banyak memberikan stimulasi berupa sugesti positif karena fungsi indera yang pertama kali mengatur di otak adalah fungsi pendengaran. Bayi dalam kandungan akan mendengar informasi yang kemudian akan direkam oleh sistem syaraf otak secara maksimal. Yang kedua berkembang adalah syaraf motorik. Itulah sebabnya bayi akan merespon apabila diperdengarkan suara-suara, seperti musik atau saat diajak berbicara oleh ibu.

3. Anak yang sering diperdengarkan cerita sejak dalam masih kandungan akan memberikan dampak positif pada saat ia dewasa. Anak akan memiliki kemampuan-kemampuan yang tidak diajari sebelumnya atau problem solving yang mungkin tidak pernah terpikir oleh Anda sebelumnya. Hal ini dikarenakan informasi yang didapat dari cerita dongeng Anda akan tersimpan pada memori jangka panjangnya. Di dalam otak anak terdapat tonjolan bernama girus yang berfungsi untuk merekam kode-kode informasi. Semakin banyak informasi, pembelajaran dan simulasi yang diberikan kepada anak maka semakin banyak terbentuk girus pada otaknya.

4. Adanya cerita yang berupa narasi dalam dongeng yang diceritakan lisan akan meningkatkan fungsi analisa anak menjadi dua kali lebih besar. Semakin banyak anak diajak untuk berkomunikasi, semakin cepat perkembangan fungsi analisanya. Game atau software interaktif pada perangkat tekhnologi tidak akan meningkatkan fungsi analisa, kepekaan sosial, dan tidak membuat anak lebih imajinatif, tetapi lebih ke sesuatu yang sifatnya pasif. Jika anak sudah menemukan kenyamanan pada alat tersebut, makan anak akan membentuk fungsi kenyamanannya sendiri, yang menyebabkan sifat addictive.

5. Menceritakan dongeng akan melatih kemampuan otak kanan anak yang akan meningkatkan kemampuan bahasanya. Namun, kemampuan mempelajari bahasa pada anak laki-laki dan perempuan berbeda. Anak balita perempuan jauh lebih peka untuk belajar bahasa, sedangkan pada anak laki-laki kemampuan belajar bahasanya berkembang pesat pada umur 2,5 - 3,5 tahun.

6. Dongeng akan memberikan satu rekam jejak memori. Dengan dongeng anak akan berimajinasi. Anak akan melakukan proses pembelajaran terhadap nilai-nilai. Anak-anak cenderung berpikir konkrit, sedangkan nilai moral itu abstrak. Tapi dengan cerita, maka nilai moral bisa ditanamkan. Visualisasi bisa dilakukan dengan melalui DVD namun tetap ibu atau yang memberi cerita dengan suaranya sendiri.














Rabu, 13 Juni 2012

Manfaat tidur Bersama Anak...






tidak sedikit orangtua yang sudah tidur terpisah dengan anak sejak si anak masih bayi. Padahal sesuai berbagai penelitian, tidur bersama si kecil dalam satu ranjang, punya banyak keuntungan.

Manfaat tidur bersama anak ini sangat terasa ketika ibu baru melahirkan. Selain memudahkan ibu memberi ASI, ada manfaat-manfaat lainnya, seperti dipaparkan She Knows berikut ini:


1. Mendorong Kemandirian
Pada umumnya orang-orang percaya menemani anak tidur akan membuat anak itu menjadi tergantung dan 'lengket' pada orangtuanya. Namun penelitian menyatakan sebaliknya. Anak-anak yang berbagi tempat tidur dengan orangtua mereka sebenarnya mengembangkan kemandirian lebih awal dan kurang membutuhkan benda-benda pada masa transisi, contohnya seperti harus membawa bantal atau selimut kemanapun mereka pergi. Hal ini karena mereka tidak mengalami kecemasan pada perpisahan.

"Ketika seorang anak secara rutin pergi tidur dengan keberadaan orang dewasa, atau dengan orang dewasa memeluknya, sangat jarang ditemukan kasus anak mengisap ibu jari atau keterikatan pada obyek yang membuat mereka nyaman," jelas Dr Jay Gordon, penulis "Good Nights: The Happy Parents' Guide to the Family Bed".
2. Membangun Kepercayaan Diri
Anak-anak yang dibesarkan dengan tidur bersama orangtuanya, biasanya mengalami peningkatan kepercayaan diri. Mereka mengalami lebih sedikit masalah dalam perilaku, termasuk tekanan dari teman sebaya. Dibanding anak yang tidur terpisah dengan orangtuanya, anak yang berbagi tempat tidur ini cenderung mau berbagi perasaan mereka ketika bahagia atau kepuasan mereka terhadap sesuatu.

3. Meningkatkan Kesehatan Fisik & Mental
Selain manfaat psikologis, anak yang tidur bersama orangtuanya, akan berkembang lebih baik. Ahli parenting dan dokter anak, Dr William Sears menjelaskan, "Selama tiga puluh tahun terakhir mengamati keluarga yang tidur bersama anak-anak mereka, kami telah memperhatikan satu manfaat medis yang menonjol; Anak-anak lebih berkembang. 'Berkembang' berarti tidak hanya semakin besar, tetapi juga mengembangkan potensi anak, baik secara emosional, fisik dan juga intelektual. Atau bisa dibilang sentuhan ekstra yang merangsang perkembangan anak, atau mungkin pemberian makan tambahan".

4. Mengurangi Risiko Gangguan Stress dan SIDS
Dalam penelitian yang dilakukan bertahun-tahun mengenai manfaat tidur bersama anak, psikiater dari Universitas Harvard, Michael Commons telah menemukan bahwa bayi yang tidur sendiri cenderung memiliki risiko tinggi untuk gangguan stres dan SIDS (Sudden infant death syndrome). Sementara anak yang tidur dengan orangtuanya, mengikuti harmonisasi psikologis dari ibu mereka.

Kedekatan ibu dan anak ini, juga mengatur pernapasan bayi, pola tidur, pola gairah, detak jantung dan suhu tubuh. Sedangkan bayi yang dibiarkan menangis sendirian justru mengalami peningkatan kadar hormon stres kortisol, yang menyebabkan kerusakan pada perkembangan otak.

"Ini membuat anak Anda lebih rentan terhadap efek stres, lebih rentan terhadap penyakit, termasuk penyakit mental dan membuat lebih sulit untuk pulih dari penyakit," jelas Commons.
5. Memudahkan Ibu Menyusui
Ibu menyusui yang ikut tidur dengan bayi mereka melaporkan merasa lebih baik ketika beristirahat. Karena mereka tidak harus meninggalkan tempat tidur untuk menyusui. Pola tidur mereka juga tidak terlalu terganggu dan merasa lebih waspada dan fokus pada siang hari.

6. Menjalin Kedekatan Keluarga
Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya hidup tidur bersama keluarga, umumnya mengembangkan ikatan yang erat dengan keluarga mereka. Mereka akan melaporkan perasaan bahagia dan keterikatan mereka, daripada anak-anak yang tidur sendirian. Tidur bersama-sama membuat anggota keluarga mempunyai waktu lebih banyak untuk saling terhubung dan berbagi kasih sayang.